Film mengubah kehidupan banyak orang. Tak terkecuali bagi Presiden Rakyat Indonesia keempat, Abdurrahman Wahid atau biasa disapa Gus Dur, sering bolos kuliah untuk menonton film di bioskop. Dari hobinya menonton film, membuat Gus Dur memiliki concern yang cukup besar pada kemanusiaan. Film membentuk Gus Dur menjadi pemimpin yang toleran untuk semua kalangan.
Film menantang imajinasi kita. Seperti membayangkan bahwa John F. Kennedy adalah seorang mutan dalam film X-Men. Atau konferensi Asia Afrika adalah sebuah pertemuan yang memiliki kepentingan suatu sekte pada film Pengabdi Setan 2: Communion. Bersama film, puluhan pasang mata di bioskop yang memiliki harapan sama mampu melahirkan imajinasi berbeda-beda sehingga menjadi jendela dunia.
Cara terbaik menikmati dan merayakan film adalah dengan menonton di bioskop. Duduk di studio tanpa gangguan untuk ikut masuk ke petualangan dahsyat dan cerita hebat dari filmmakers dunia.
“Karya megah seperti film gak cukup cuma ditonton di layar kecil, sound tidak megah dan tidak menggelegar All around you. Cara terbaik merayakan dan menikmati film itu di bioskop. Sensasinya luar biasa. Lima indera kita terpuaskan sempurna. Seperti apotek tutup. Gak ada obat,” kata Futih CEO Rhaya Flicks.
Bioskop menjadi tujuan utama orang-orang untuk merayakan sesuatu. Layaknya kita merayakan anniversary diri kita sendiri maupun kehidupan sosial. Misalnya seperti merayakan ulang tahun, tanggal jadian, valentine, self reward, dan bahkan suatu proses pendekatan antar manusia yang jatuh cinta. Bisa disimpulkan, bioskop adalah tempat untuk merayakan kehidupan.
“Bioskop hadir agar banyak orang merayakan hidupnya. Hidup cuma sebentar saja. Bosan jika diisi kisah hidup sendiri. Mari kita dengarkan kisah kisah mendebarkan, penuh haru, aksi yang bikin jantung berdetak lebih kencang, petualangan ke tempat-tempat monumental. Semua bisa kita rasakan dengan nonton film. Mari kita Rhayakan ajaibnya kehidupan di bioskop. Rhayakan di Bioskop!” cetus Futih.
Kita pernah dihajar pandemi sampai teater-teater di setiap kota negara ini menjadi sepi. Lalu para pekerja industri film mendadak harus menjalani hidup dalam ketidakpastian. Atas kebangkitan kembali perfilman Indonesia usai pandemi, rasanya setiap dinamika kehidupan kita perlu dirayakan bersama-sama. Demi jendela dunia ini, mari kita #RhayakandiBioskop